Rabu, 09 Januari 2013

cerpen - my first kiss with ghost chapter 2


huaaahh makasih masih baca cerpen buatan akuu...

          Aku menatap pantulan diriku di cermin. Kini aku sudah memakai pakaian tidur. Di pipiku masih tergurat garis merah pertanda bahwa rasa maluku belum hilang. Kenapa aku bisa sebodoh ini sih? Apa tadi Ken melihat tubuhku?. Apa yang kufikirkan, tentu saja hantu menyebalkan itu melihatnya.
“Ahh sudah lupakan, dia kan hanya hantu. Dia tidak hidup”, aku bicara sendiri sambil terus memandangi pantulan wajahku di cermin.
“kata siapa aku tidak hidup?”, kata seseorang di belakangku. Aku tahu itu pasti Ken.
“kenapa kau selalu muncul tiba-tiba sih?!”
Ken tidak menjawab pertanyaanku. Dia hanya memandangku tajam dan langsung menarik tanganku. Mendorongku ke atas kasur dan hantu menyebalkan itu berada di atas tubuhku dengan kedua tangannya yang memegang tanganku erat. Aku tidak bisa bergerak. Apa yang akan di lakukan Ken?. Seharusnya aku teriak memanggil bibi Joe. Tapi bibirku kaku dan jantungku berdegup kencang.
“aku belum mati”. Bisik Ken ke telinga kananku, ohh tidak jarak kami berdua  semakin dekat.
“kalau kau belum mati, kenapa kau berbentuk seperti ini!”, aku memberanikan diri tuk bicara.
          Ken tersenyum dan memandangku, manis sih tapi untuk saat ini itu terlihat sangat menakutkan. Dia melepaskan tanganku dan menghilang. Aku bangun dan mendudukan diri di atas kasur dengan perasaan lega. Akhirnya dia pergi juga. Namun tiba-tiba boffh dia balik lagi dan duduk di sebelahku. Dia memandangku dalam, dan aku tidak bisa menghindari tatapan matanya.
“emh, itu karna aku kena kutukan. Tubuhku berbentuk seperti hantu, tapi aku masih bisa menyentuh atau di sentuh”, kata Ken pelan.
“kutukan?”, tanyaku memastikan.
“ya, itu sekitar 2 tahun yang lalu. Aku tidak sengaja memasuki gua kutukan. Aku kira kutukan itu tidak ada, tapi saat aku keluar dari gua. Tubuhku sudah berubah menjadi seperti ini. Semua orang ketakutan melihatku, kecuali bibi Joe. Akhirnya hingga kini aku tinggal bersama bibi Joe”, Ken bercerita.
Aku menatap Ken lirih, ternyata dia belum mati. Kini aku merasa kasihan pada Ken. Selama ini aku selalu berlaku buruk padanya. Aku tidak tahu kalau dia ternyata sangat menderita.
“dan hari ini aku akan menghilang selamanya”, lanjut Ken.
Aku tersontak kaget mendengarnya, kenapa dia akan menghilang. Ohh tidak, mengapa ini harus terjadi? Meskipun Ken menyebalkan, harus kuakui kalau dia itu baik—juga tampan. Mengapa dia harus pergi, dia ‘kan nggak salah apa-apa.
“katakan kalau kau berbohong!”, pintaku.
“sayangnya aku tidak berbohong!”
“kenapa kau harus menghilang?”, tanyaku.
“aku di beri kesempatan untuk berubah jadi manusia lagi selama 2 tahun, tenggang waktunya sampai tahun ke dua setelah aku berwujud roh, hari jum’at tanggal 13. Bila aku tidak juga menjadi manusia. Aku akan menjadi roh selamanya”, jawabnya.
“Jum’at tanggal 13? Itu hari ini Ken!”, aku mulai panik.
“aku tau, maka dari itu, hari ini tepat pukul 12 aku akan di tarik ke dunia roh dan menghilang untuk selamanya”, kata Ken  mencoba bersikap tenang.
“aku harus beri tau bibi Joe! Kurasa dia tau apa yang harus kita lakukan untuk menyelamatkanmu”, kataku.
          Aku berlari keluar kamar dan menuruni tangga. Ken juga melayang mengikutiku. Di kamar bibi Joe, tidak ada. Di dapur, tidak ada. Di ruang tamu, tidak ada. Di ruang keluarga, hanya ada Katerin. Ya ampun… dimana bibi Joe?
“mencari siapa Cam?”, Tanya Katerin
“dimana bibi Joe?”, aku balik bertanya.
“ohh itu, aku lupa memberitahumu kalau bibi Joe sedang ke rumah sakit untuk menjenguk temannya”, jawab Katerin santai sambil menonton tv.
“apa kau bilang? Bibi Joe tidak ada?!”, kata Ken setengah berteriak pada Katerin sambil mengoyang-goyangkan bahu gadis itu.
“ha—hantu!”, dan Katerin pingsan lagi.
“dasar penakut!”.“kalau begitu, kita selesaikan masalah ini sendiri!”, ajak Ken padaku.
“bagaimana dengan Katerin?!”
“biarkan saja dia”, jawab Ken sambil melihat Katerin malas.
          Pukul 11.30 malam, Ken melayang di depanku bolak-balik. Sejujurnya aku juga tak ingin dia pergi. Tapi aku sulit mengatakannya pada Ken. Kami berdua sama-sama tidak mengatakan apapun. Ken sibuk berfikir bagaimana caranya agar dia tetap hidup. sedangkan aku terus berfikir bagaimana bila Ken tidak ada. Sekarang pukul 11.55 malam, dan 5 menit lagi Ken akan menghilang.
“sebenarnya aku tahu caranya menjadi manusia”, kata Ken di tengah-tengah kepanikannya.
“bagaimana? Aku janji akan membantumu”, kataku.
“menurut buku yang ku baca, kita harus berciuman”
“APA?”, tanyaku tidak percaya.
“Cammy, kau mau membantuku ‘kan?!”
“i—iya tapi kalau berciuman, aku tidak mau. Aku sama sekali belum pernah berciuman”, wajahku memerah.
“hanya dengan cara itu aku bisa kembali menjadi manusia, Cammy”
“tunggu, kau pasti berbohong! Kau memanfaatkan moment ini untuk berciuman denganku ‘kan? Dasar otak mesum!”, kataku sambil memukul-mukul Ken lagi. Takkan ku beri ampun dia.
“Cammy Cammy, tunggu!”,
          Ken menghetikan pergerakanku. Kedua tangannya menggenggam bahuku erat. Tatapannya yang tajam menatap wajahku penuh arti. Aku ikut menatapnya. Apa yang kulakukan sih?!
“aku tidak berbohong Cammy”, kata Ken. Aku tidak menjawabnya. “Kau mau aku kembali menjadi manusia ‘kan?”, lanjutnya lagi.
“tentu saja”, jawabku.
“kalau begitu tutup matamu”, perintah Ken, dan dengan bodohnya aku menuruti kata-katanya.
Aku menutup mataku. Dalam gelap, aku merasa ada sesuatu mendekati wajahku. Aku tau, ken pasti akan menciumku. Semakin lama aku semakin merasa wajah kami berdua semakin berdekatan. Hingga akhirnya aku merasa bibir Ken mulai sedikiiiiiitt menyentuh bibirku.
Tiba-tiba Teng Teng Teng… suara lonceng jam dinding. Ohh tidak, itu tandanya sudah pukul 12 tepat. Tiba-tiba semua jendela dan pintu terbuka lebar. Angin dingin menyelimuti setiap makhluk yang masih terjaga saat itu. suara tawa dan tangisan dari para hantu yang ada di desa terdengar sangat jelas di telingaku. Perlahan-lahan Ken melayang dan tersedot ke salah satu jendela di ruang keluarga layaknya lubang hitam. Dengan cepat ku pegang kedua tangan Ken.
“Ken apa yang terjadi ?!!”, tanyaku sambil berteriak.
“terlambat, waktuku sudah habis Cammy. Aku akan di tarik kedunia roh!”, jawab Ken.
“tidak ! kau tidak boleh pergi!”
“tapi sudah tidak ada yang bisa aku lakukan!!”.
          Tangan Ken semakin lama semakin memudar dan kini aku sudah tidak bisa memegangnya. Ken terhisap keluar rumah, dan entah dapat kekuatan dari mana aku bisa melompati jendela keluar rumah dan terus mengejar Ken. Kulihat Ken terus terhisap suatu lubang hitam besar di atas langit yang mirip seperti supermassive black hole di luar angkasa. Aku terus mengejar Ken sambil sesekali meneriakkan namanya.
“waktumu sudah habis Ken, Hahaha”, suara besar menyeramkan keluar dari lubang gaib itu.
“tidak… jangan! KEEENN!!”, teriakku yang berusaha meraih tangan Ken.
Aku berhasil meraih tangannya, dengan cepat aku memeluk tubuh Ken. aku tidak ingin secepat ini berpisah dengan Ken. Namun tiba-tiba tubuhku pun ikut melayang dan mulai ikut terhisap bersama Ken.
“Kyaaaa~”, teriakku ketakutan.
“Cammy ! lepaskan pelukanmu! Kau bisa ikut terhisap!”, kata Ken.
“tidak! Aku tidak mau, kalau pun aku harus terhisap, aku akan terhisap bersamamu!”, jawabku tegas.
“kau manusia, bila kau terhisap ke dunia roh, kau akan menjadi makanan mereka!”
“Apa?!!”, aku semakin takut.
“maka dari itu, cepat lepaskan!”
“aku tidak mau !”
“Cammy, cepat lepaskan aku!”
“aku tidak mau Ken!, aku tidak mau kehilanganmu!”, aku mulai menangis.
“Cammy?”, kata Ken pelan, tapi aku cukup dekat dengannya sehinnga aku bisa mendengarnya.
          Dalam detik-detik terakhir sebelum akhirnya kita terpisah, aku benar-benar tidak ingin melepaskan pelukanku pada Ken. Tubuh kami berdua melayang dan hampir terhisap masuk ke lubang hitam yang gaib itu. Ken menatapku dalam dan aku membalas tatapannya. Perlahan Ken mendekatkan wajahnya padaku. “Aku mencintaimu Cammy”, katanya pelan. Aku tidak menjawabnya, aku hanya terus menitikan air mata sambil terus berharap kalau aku takkan pernah berpisah dengan Ken. Wajah Ken semakin mendekat pada wajahku. Dan dengan sendirinya mataku tertutup. Aku merasakan hangatnya bibir Ken yang menyentuh bibirku. Aku berciuman! Dan ini adalah kali pertama aku berciuman! Tubuh Ken memeluk tubuhku hangat dan aku bisa merasa darahku mengalir semakin deras dari ujung kaki ke ujung kepala. Eh tunggu, Hangat? Ken melepaskan ciumannya.
“ohh sial! Aku mimisan. Maaf ini kebiasaanku sejak dulu kalau aku tegang”, kata Ken polos.
“Ken? Roh mana bisa mimisan”, kataku pelan sambil menatap Ken aneh.
“eh?”
Tiba-tiba tubuh kami berdua yang asalnya melayang terjatuh. ”Kyaaaa~!!!!”, teriakku ketakutan dan Bruk, kami berdua jatuh ke tanah. Beruntungnya aku, aku jatuh di atas Ken, jadi rasanya tak terlalu sakit. Sialnya Ken, udah jatuh ketanah dia harus tertimpa badanku yang beratnya 43 kg pula, pasti sakit. Ku tatap langit, lubang itu perlahan mulai menghilang dan kami berdua tidak lagi terhisap.
“Cammy, bisa kau menyingkir dari atas tubuhku?”, kata Ken.
“ohh iya maaf”, aku bangun dan berdiri, begitupun Ken yang menyusulku berdiri.
“Cammy…”, kata Ken seraya kedua tangannya berada di bahuku, kami berdua saling berhadapan.
“iya?”
“aku senang bisa bersamamu lagi!”, katanya sambil memeluk tubuhku.
“aku juga senang kau bisa kembali menjadi manusia, tapi—”, aku menggantung kata-kataku sambil membalas pelukannya.
“tapi apa?!”, Tanya Ken bingung. Dia melepaskan pelukannya.
“kau harus bertanggung jawab karna sudah mengambil ciuman pertamaku!”, kataku pura-pura marah, padahal aku senang.
“ohh jadi benar kalau ini ciuman pertamamu?”, ohh tidak, Ken mulai menggodaku lagi.
“ugh jangan menggodaku!!”, pipiku memerah.
“hahaha, oiya aku mau bilang, aku menarik kata-kataku soal tubuhmu yang flat, ternyata tubuhmu bagus juga!”, Ken semakin menggodaku. Aku menatapnya tidak percaya!, dia masih mengingat kejadian itu!.
“DASAR OTAK MESUM!!”, aku mengejar Ken yang mulai berlari memasuki rumah untuk memberinya pelajaran. Ya… kurasa liburan kali ini cukup menyenangkan. Aku menikmatinnya…

...TAMAT…
BY : CAMELIA ATHENA KHARIN (RIN-CHAN)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar