huuaa sudah lama sekali sejak aku menulis.. ini cerpen yang aku buat pas gak bisa tidur. sebenernya cerpen yang aku buat bukan ini, jadi ini cuma selingan aja. eh ternyata yang duluan selesai malah ini. jadi aku upload yang ini dulu hehe.. selamat menikmati
Diary Hijau
Untuk yang kesekian kalinya aku
menulis di buku hijau itu. Aku menulis seolah aku berbicara denganmu. Aku
bercerita tentang semua yang menyenangkan. Saat aku bermimpi pergi kepantai.
Bermimpi berenang disana dan membuat istana pasir. Atau saat aku bermimpi
mendaki gunung bersamamu. Kita mendirikan tenda dan tidur bersama dalam
dinginnya udara pegunungan. Aku bermimpi melihat matahari terbenam bersama. Tak
lupa aku juga menulis tentang mimpi kita bersama. Mimpi kita akan bertemu.
Mimpi kita akan membaca buku di ruangan bersama. Mimpi melihatmu bekerja di
depan komputer sedangkan aku tertidur sambil memandangimu. Mimpi yang indah
bukan?
Aku
juga menulis tentang kemarahanku di buku hijau lusuh itu. Tentang dunia yang
tak adil. Tentang takdir yang memisahkan kita. Tentang jarak yang sampai
kapanpun tak bisa aku lompati. Tentang apapun yang membuatku marah. Aku juga
menulis saat kau benar-benar lupa hari ulang tahunku. Aku sungguh marah saat
itu. Atau kau yang tak menepati janjimu. Kau ingat tentang janji bahwa kita
akan selalu bersama? Janji ketika kau akan selalu bersamaku. Janji akan selalu
menjaga.
Aku
menulis kekecewaanku di buku hijau jelek itu. Kecewa akan segala hal. Kecewa
karna ternyata semua tak seindah yang aku impikan. Kecewa karna ternyata kau
tak bisa selalu bersamaku. Kecewa karna kau berubah begitu cepat. Kecewa karna
kau menghancurkan semua mimpi yang kita bangun bersama. Kecewa karna semua
janjimu itu bohong. Kau si pembohong. Kau si ingkar janji. Aku benar-benar
kecewa.
Aku menghabiskan
waktu untuk menulis penantianku di buku hijau ini. Apa yang kunanti? Tentu saja
kau. Aku terus menanti ketika kau menghilang begitu saja. Aku terus menunggu
siapa tahu kau kembali membawa kembali mimpi-mimpi ku. Siapa tahu kau kembali
menemaniku seperti hari-hari sebelumnya. Aku terus menanti dan menanti tiada
lelah. Itu yang kau inginkan bukan? Aku takut kala kau kembali dan butuh
bantuanku, aku tidak ada disana. Maka dari itu aku tak bergerak dari tempatku.
Dan aku akan selalu menunggumu kembali.
Hingga
akhirnya aku kembali menulis di buku hijau tua ini tentang pernikahanku. Hey
apa kau lihat aku?! Aku begitu cantik dengan gaun putih berenda ini. Sepatu
yang kukenakan sedikit kebesaran, namun itu tak menjadi masalah. Pernikahanku
akan tetap sempurna. Hanya tinggal buket bunga mawar. Aku mencari nya kesana
kemari, namun aku tetap tak menemukan buket bungaku.
“hey, aku datang membawakanmu bunga ini.” Kau akhirnya
datang membawakanku sebuket bunga.
“kau ini! Aku sudah mencarinya sedari tadi.”
Aku
berlari kearahmu senang. Gaun panjang ini sedikit membuatku kesulitan, tapi
tidak jadi masalah, aku akan tetap bisa menggapaimu. Ku lihat kaupun melangkah
kearahku dengan senyum termanis yang pernah aku lihat. Dan kau… begitu saja
melewatiku. Langkahku terhenti, aku menoleh kearahmu kesal. Kulihat kau
menyimpan buket bunga itu di tempat yang paling aku benci. Tempat yang membuat
kita tak pernah bisa bersatu. Kuburanku…
“maaf ya aku jarang datang kemari, hey kau tahu? Ini jenis
mawar yang biasa di pakai saat pernikahan. Maafkan aku, aku selalu ingkar
janji. Maafkan aku, aku tidak ada saat kau membutuhkanku dulu. Maafkan aku yang
selalu meninggalkanmu dan membuatmu menunggu begitu lama. Maafkan aku, aku
terlambat.” Kau menangis di depan kuburanku. Dan membaca ulang diary hijau
milikku sekali lagi.
“bodoh! Aku yang minta maaf… maafkan aku. Ku mohon maafkan
aku.” Aku jatuh terduduk dan menangis tuk kesekian kalinya. Bodoh!
Tamat
(Camelia Athena
Kharin)