Selasa, 22 Maret 2016

cerpen - Diary Hijau

huuaa sudah lama sekali sejak aku menulis.. ini cerpen yang aku buat pas gak bisa tidur. sebenernya cerpen yang aku buat bukan ini, jadi ini cuma selingan aja. eh ternyata yang duluan selesai malah ini. jadi aku upload yang ini dulu hehe.. selamat menikmati

Diary Hijau

Untuk yang kesekian kalinya aku menulis di buku hijau itu. Aku menulis seolah aku berbicara denganmu. Aku bercerita tentang semua yang menyenangkan. Saat aku bermimpi pergi kepantai. Bermimpi berenang disana dan membuat istana pasir. Atau saat aku bermimpi mendaki gunung bersamamu. Kita mendirikan tenda dan tidur bersama dalam dinginnya udara pegunungan. Aku bermimpi melihat matahari terbenam bersama. Tak lupa aku juga menulis tentang mimpi kita bersama. Mimpi kita akan bertemu. Mimpi kita akan membaca buku di ruangan bersama. Mimpi melihatmu bekerja di depan komputer sedangkan aku tertidur sambil memandangimu. Mimpi yang indah bukan?
                Aku juga menulis tentang kemarahanku di buku hijau lusuh itu. Tentang dunia yang tak adil. Tentang takdir yang memisahkan kita. Tentang jarak yang sampai kapanpun tak bisa aku lompati. Tentang apapun yang membuatku marah. Aku juga menulis saat kau benar-benar lupa hari ulang tahunku. Aku sungguh marah saat itu. Atau kau yang tak menepati janjimu. Kau ingat tentang janji bahwa kita akan selalu bersama? Janji ketika kau akan selalu bersamaku. Janji akan selalu menjaga.
                Aku menulis kekecewaanku di buku hijau jelek itu. Kecewa akan segala hal. Kecewa karna ternyata semua tak seindah yang aku impikan. Kecewa karna ternyata kau tak bisa selalu bersamaku. Kecewa karna kau berubah begitu cepat. Kecewa karna kau menghancurkan semua mimpi yang kita bangun bersama. Kecewa karna semua janjimu itu bohong. Kau si pembohong. Kau si ingkar janji. Aku benar-benar kecewa.
                Aku menghabiskan waktu untuk menulis penantianku di buku hijau ini. Apa yang kunanti? Tentu saja kau. Aku terus menanti ketika kau menghilang begitu saja. Aku terus menunggu siapa tahu kau kembali membawa kembali mimpi-mimpi ku. Siapa tahu kau kembali menemaniku seperti hari-hari sebelumnya. Aku terus menanti dan menanti tiada lelah. Itu yang kau inginkan bukan? Aku takut kala kau kembali dan butuh bantuanku, aku tidak ada disana. Maka dari itu aku tak bergerak dari tempatku. Dan aku akan selalu menunggumu kembali.
                Hingga akhirnya aku kembali menulis di buku hijau tua ini tentang pernikahanku. Hey apa kau lihat aku?! Aku begitu cantik dengan gaun putih berenda ini. Sepatu yang kukenakan sedikit kebesaran, namun itu tak menjadi masalah. Pernikahanku akan tetap sempurna. Hanya tinggal buket bunga mawar. Aku mencari nya kesana kemari, namun aku tetap tak menemukan buket bungaku.
“hey, aku datang membawakanmu bunga ini.” Kau akhirnya datang membawakanku sebuket bunga.
“kau ini! Aku sudah mencarinya sedari tadi.”
                Aku berlari kearahmu senang. Gaun panjang ini sedikit membuatku kesulitan, tapi tidak jadi masalah, aku akan tetap bisa menggapaimu. Ku lihat kaupun melangkah kearahku dengan senyum termanis yang pernah aku lihat. Dan kau… begitu saja melewatiku. Langkahku terhenti, aku menoleh kearahmu kesal. Kulihat kau menyimpan buket bunga itu di tempat yang paling aku benci. Tempat yang membuat kita tak pernah bisa bersatu. Kuburanku…
“maaf ya aku jarang datang kemari, hey kau tahu? Ini jenis mawar yang biasa di pakai saat pernikahan. Maafkan aku, aku selalu ingkar janji. Maafkan aku, aku tidak ada saat kau membutuhkanku dulu. Maafkan aku yang selalu meninggalkanmu dan membuatmu menunggu begitu lama. Maafkan aku, aku terlambat.” Kau menangis di depan kuburanku. Dan membaca ulang diary hijau milikku sekali lagi.
“bodoh! Aku yang minta maaf… maafkan aku. Ku mohon maafkan aku.” Aku jatuh terduduk dan menangis tuk kesekian kalinya. Bodoh!

Tamat

(Camelia Athena Kharin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar