Aku Cuma mau curhat ko, dikit aja lewat cerpen. Kalian pernah
pacaran kan? Kalian pernah merasakan pacaran di dunia maya? Nah inilah perasaan
gadis yang pacaran di dunia maya setelah tahu pacarnya sudah punya gadis lain
di dunia nyata. Jujur aja, emang agak gaje ceritanya.
…Pacar dan pacarku…
Gadis
itu datang dan duduk di bangku bertuliskan nama YUKIA. Gadis itu memang tidak
terlalu cantik. Namun karismanya mampu menarik perhatian Mamoru. Tidak! bukan
karna itu saja. Wajah gadis itu seakan mengingatkan Mamoru pada seseorang.
Seorang gadis yang dulu pernah dicintainya. Seorang gadis yang pernah mengisi
harinya dengan keceriaan. Walau itu semua hanya di dunia maya.
“Mamoru-kun, anter aku ke kantin
yuk!”, seru seorang gadis memecahkan lamunan Mamoru.
“ehh iya”, kata Mamoru sambil
beranjak dari bangkunya dan berjalan di samping Kirey—pacarnya.
Tidak… walaupun ia sedang bersama
Kirey, tapi pikiran Mamoru tetap pada gadis bernama Yuki. Yuki adalah
satu-satunya gadis yang sama sekali belum pernah bicara padanya sejak upacara
penerimaan murid baru. Dan mungkin karna itulah Mamoru merasa tertarik dengan Yuki.
Wajah gadis itu… mirip dengan Rin, pacarya di dunia maya. Walau hubungannya
dengan Rin sudah lama sekali terputus, namun sedikitnya Mamoru masih ada rasa
suka pada Rin. Sayangnya gadis itu tinggal di kota yang berbeda dengannya.
Jarak itulah yang memaksa mereka untuk berpisah. Padahal sejak awal mereka
sudah tinggal dikota yang berbeda, lalu mengapa mereka masih saja menjalin
hubungan? Ya itulah kekuatan dari cinta yang kadang ilmuwan saja tidak dapat
memahaminya.
Yuki
melihat Mamoru dan Kirey secara bergantian. Namun mata coklatnya lebih banyak
menatap Mamoru. Memandang lelaki itu lirih sambil menahan rasa sakit didadanya
yang ia sendiri tidak tahu penyebabnya. meskipun begitu Yuki tetap yakin,
lelaki yang sejak tadi ia pandangi secara diam-diam itu adalah orang yang
pernah singgah di masa lalunya. Orang yang pernah memberikan sepercik harapan
tentang dunia yang menyenangkan. Orang yang hingga saat ini masih terus
dicintainya. Dan kini ia melihat orang yang dicintainya bersama gadis lain.
Tertawa dan nampaknya bahagia. Tanpa sadar butiran airmata Yuki mengalir begitu
saja, membasahi pipinya yang mulai berwana merah karna sejak tadi menahan
tangis. Dengan cepat Yuki melangkahkan kakinya pergi menjauh dari pemandangan
yang sama sekali tidak enak dilihat.
Dalam
keheningan taman belakang sekolah, butiran air mata Yuki terus mengalir. Tak
dapat di tahan, apalagi dihentikan. Yuki mendudukan dirinya di sebuah kursi.
Tangan kanannya membengkam mulutnya sendiri agar ia tidak teriak sedangkan
tangan kirinya memukul-mukul dadanya pelan berharap dengan begitu rasa sakitnya
hilang. Namun tetap saja, yang ia rasakan hanya sakit, sakit dan sakit…
tiba-tiba seorang lelaki datang.
“kamu kenapa?”, Tanya lelaki itu
lembut sambil medudukan diri di sebelah Yuki dan terus memandangi Yuki dengan
penuh perhatian. Yuki memandang lelaki itu sejenak. Mamoru?! Yuki tidak sanggup menjawab pertanyaan Mamoru. Dadanya
terlalu sesak tuk melontarkan sepatah dua patah kata untuk orang yang sangat
dicintainya itu. hanya terus menangis
dan berteriak dalam hati ini aku Mamoru!
Kau tidak ingat aku?! Di selingi isakan tangis yang semakin dahsyat.
Mamoru masih memandang wajah Yuki,
di jarak yang sedekat ini ia ingin memastikan bahwa Yuki bukanlah Rin. Bahu
gadis itu bergetar hebat dan tangisnya sangat kencang. Walau ia tak mendengar
sedikitpun suara yang keluar dari mulut Yuki. Tapi ia dapat mendengar jeritan
hati Yuki yang sangat terasa sakit walau ia sendiri tidak tahu apa penyebabnya.
Mamoru merangkul pundak Yuki dan menyenderkan kepala Yuki di bahunya. Berharap
dengan begitu tangisan Yuki akan mereda. Ternyata benar! Sedikit demi sedk Yuki
mulai berhenti menangis.
“tetap saja…”, kata Yuki pelan.
“tetap saja apanya?”, Mamoru
heran
“tetap saja… berulang kali kucoba
berpaling, hatiku terus menunjuk dirimu”
“maaf? Apa maksudmu?”
“kenapa ya? Padahal banyak lelaki
yang lebih darimu. Tapi tetap saja hatiku meronta-ronta memanggil namamu”
“…”, Mamoru tidak menjawab
“ya… seberapa kuat ku coba
berhenti. Seberapa lama kunanti. Seberapa teguh pendirianku. Yang ada dalam
hatiku hanya kamu”
“apakau sedang benar-benar
berbicara padaku?”, kini Mamoru benar-benar kebingungan
“tak ada nama lain yang bisa
menggantikan namamu dihatiku”
“maaf, tapi aku sudah punya
pacar”, jawab Mamoru polos.
“meski kau menyakiti dan
meninggalkan aku, yang terus ku fikirkan hanya kamu!”
“aku benar-benar tidak mengerti
dengan apa yang dari tadi kau bicarakan!”, Mamoru berdiri dari posisi duduknya.
Kini Yuki dan Mamoru saling berhadapan. Yuki masih tetap di posisi duduknya.
“seperti sejak awal ku katakan,
yang ku cintai hanya kamu dan selamanya hanya kamu! Walau sekarang kau telah
bersama gadis lain. Itu tak masalah bagiku karna rasa sakitnya hanya di awal.
Selanjutnya mungkin aku akan terbiasa dengan rasa sakit itu dan lalu mati
dengan hati yang masih tertuju padamu”
“…”, lagi-lagi Mamoru tidak bisa
menjawab kata-kata Yuki.
“sebaiknya kau sekarang pergi
bersama gadis itu. buatlah dirimu bahagia saat bersamanya. aku yakin kau pasti akan segera melupakan aku.
Anggaplah bahwa sebelumnya kita tak pernah bertemu. Dengan begitu aku akan
merasa tenang. Aku harap, karna kata-kata aku barusan kau akan segera
mengetahui siapa aku”, kata Yuki untuk yang terakhir kalinya seraya memalingkan
pandangannya kearah seorang gadis yang sejak tadi melihat mereka berdua dari
kejauhan. Yuki tersenyum…
Mamoru
yang bingung harus melakukan apa hanya bisa menuruti kata-kata Yuki. Ia masih
tidak mengerti pada semua yang tadi Yuki katakan. Kata-katanya terlalu rumit
hingga susah di cerna dalam otaknya. Ia kini sudah ada di hadapan Kirey.
Seperti biasanya, gadis itu langsung merangkul lengan Mamoru.
“apa yang kau lakukan bersama Yuki?”,
Tanya Kirey.
“tidak ada”, jawab Mamoru.
Matanya masih mencoba mengingat-ingat setiap kata yang tadi Yuki ucapkan.
“oiya! Ada e-mail masuk di hp-mu,
aku belum membukanya kok!”, kata Kirey seraya memberikan HP milik Mamoru.
Di bukanya E-mail itu. itu e-mail
dari Rin! Pacar dunia mayanya!. Segera ia baca e-mail itu.
To : Rin-chan
‘Lebih baik kamu berhenti dan fokus pada masa depan kamu… begitu juga
aku’. Itu e-mail Mamoru yang dikirm untuk Rin dulu sekali, saat mereka
putus. Dan kini Rin baru membalasnya.
From : Rin-chan
‘tetap saja… berulang kali kucoba berpaling, hatiku terus menunjuk
dirimu
kenapa ya? Padahal banyak lelaki yang lebih darimu. Tapi tetap saja
hatiku meronta-ronta memanggil namamu. ya… seberapa kuat ku coba berhenti.
Seberapa lama kunanti. Seberapa teguh pendirianku. Yang ada dalam hatiku hanya
kamu Mamoru!
tak ada nama lain yang bisa menggantikan namamu dihatiku. meski kau
menyakiti dan meninggalkan aku, yang terus ku fikirkan hanya kamu Mamoru!
seperti sejak awal ku katakan, yang ku cintai hanya kamu dan selamanya
hanya kamu! Walau sekarang kau telah bersama gadis lain. Itu tak masalah bagiku
karna rasa sakitnya hanya di awal. Selanjutnya mungkin aku akan terbiasa dengan
rasa sakit itu dan lalu mati dengan hati yang masih tertuju padamu
sebaiknya kau sekarang pergi bersama gadis itu. buatlah dirimu bahagia
saat bersamanya. aku yakin kau pasti
akan segera melupakan aku. Anggaplah bahwa sebelumnya kita tak pernah bertemu.
Dengan begitu aku akan merasa tenang’.
Mamoru
sampai tidak berkedip membaca e-mail yang baru saja Rin balas. Kata-kata itu…
dengan cepat Mamoru berlari menuju taman belakang sekolah dan meninggalkan Kirey.
Ia terus berharap semoga Yuki masih ada di situ. Untunglah… Yuki masih ada di
tempat itu.
“Yuki!!”, panggil Mamoru. Yuki
berdiri dan menatap wajah Mamoru heran.
“iyaa?”, jawab Yuki santai.
“Apa nama lengkapmu?!” Tanya Mamoru
langsung pada intinya. Yuki tersenyum lagi…
“nama lengkapku… Yukia Rin, dulu
kau biasa memanggilku Rin. Kini… kau sudah tahu siapa aku kan?”
“RIN??!!”
Pada akhirnya… seberapa besar
rasa cinta kita. Akan lebih baik bila kita mengungkapkannya. Ini adalah cerpen
yang sengaja dibuat untuk mewakili seribu kata yang tak tersampaikan untuk
seseorang yang jauh disana. Seseorang
yang kini sudah bahagia disisi gadis lain. (^_^)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar