Cerita untukmu
Saat itu
hari sudah gelap. Kita berada disuatu tempat yang sepertinya tak asing bagiku.
Kita tidak benar-benar berdua. Aku bersama teman-temanku dan kau bersama
pacarmu. Kita tidak pernah bertemu sebelumnya, tapi dalam suasana seramai ini
aku langsung tahu bahwa pria yang sedang bersama pacarnya itu kau. Sesuatu yang
tak dapat ku mengerti. Kau melihat ke arahku seperti ingin mengatakan sesuatu.
Ya… kau juga pasti tahu kalau ini aku. Aku memandangmu dari kejauhan sambil
mengirimkanmu pesan singkat melalui handphone. Kau mengeluarkan handphonemu dan
membalas pesan singkatku sambil sesekali mengobrol dengan pacarmu.
Kita
bercerita banyak hal melalui pesan singkat malam itu. Aku tidak sadar kalau kau
sudah ada di sebelahku. Aku duduk di tanah sambil tetap mengirim pesan singkat
untukmu. Dan kau berdiri di sebelahku bersama candaan kecil dengan pacarmu. Ini
tak adil bagiku yang selalu mencintaimu. Tak adil karna hanya kita saling
mengirim pesan singkat tanpa bisa mengobrol secara langsung. Sesekali kuangkat
kepalaku dan kulihat wajahmu, begitupun kau. Detak jantung yang tak karuan kala
kau tersenyum membuatku semakin tak mengerti. Aku dapat mencintaimu walau aku
hanya mengenalmu di dunia maya. Dan ketika pandangan kita bertemu, kau
tersenyum manis. Senyum yang dapat mengobati lukaku ketika kau lebih memilih
wanita itu dibandingkan aku. Sekalipun kau tidak tersenyum untukku, bagiku itu
sudah cukup adil.
Malam cerah
dengan keramaian yang tidak seperti biasanya. Teman-temanku menyalakan beberapa
kembang api yang sangat indah. Namun aku tetap duduk di tanah dan mengirimkanmu
pesan singkat. Sesekali kau tidak membalas pesan singkatku karna kau terlalu
asik dengan pacarmu. Tak masalah bagiku. Dalam keramaian seperti ini aku tak
dapat mendengar apa yang kau bicarakan dengan pacarmu. Tapi dalam suatu suasana
aku dapat menyadari bahwa kalian berhenti mengobrol. Tiba-tiba aku merasakan
sesuatu menyentuh kepalaku. Ternyata itu tanganmu. Kau seakan ingin mengelus
kepalaku. Namun yang kau lakukan hanya mengacak-acak rambutku. Meskipun begitu
aku tetap merasa bahagia, sesuatu yang tak dapat ku mengerti. Aku terus
mengirimkanmu pesan singkat berharap aku bisa tetap mengobrol denganmu. Kau
mengeluarkan tawa kecilmu ketika aku sibuk merapihkan rambutku. Semakin gelap
malam itu, kau lebih sering melakukan hal itu. Tapi kini kau benar-benar
mengelus kepalaku. Tangan hangatmu telah berhasil menenangkan pikiranku.
Aku tidak
mengerti mengapa aku berubah menjadi sosok yang pendiam. Sejak aku bertemu
denganmu tak satu katapun yang kuucapkan. Perasaanku menjadi tak karuan ketika
yang kau lakukan hanya mengelus kepalaku dengan lembut seakan sejak dulu kau
ingin melakukannya. Bahagia sekaligus sedih bertemu denganmu. Aku ingin teriak. Aku ingin mengatakan bahwa
aku mencintaimu. Tapi yang aku lakukan hanya terus mengirimkan pesan singkat
untukmu. Bahkan kini aku tidak tahu apa yang aku kirimkan padamu. Aku menutup
mataku hingga hanya hitam yang kulihat. Merasakan cinta dan rindu yang beradu
menjadi satu. Berbuah guncangan hebat dalam hati. Berakibat pada kepalaku yang
dilanda pusing hebat. Tak ada lagi yang kufikirkan selain kau. Aku tak mengerti
mengapa kau lakukan itu padaku. Dan ketika ku buka mataku, ternyata itu semua
hanyalah mimpi…
Tamat
(created by
Dewi Nur Rhamadhany)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar